:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Selasa, 28 Februari 2012

Benteng Peninggalan Kejayaan Islam (1)

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Salah satu strategi militer yang dipakai oleh kekhalifahan Islam untuk mempertahankan wilayahnya yaitu membangun benteng. Ini dilakukan seiiring dengan lajunya dakwah Islam yang terus berhasil menaklukkan wilayah baru.

Untuk mempertahankan wilayah tersebut dari serangan musuh, pemerintah Islam membangun benteng di luar kota. Bahkan di kota-kota Islam yang lebih besar. Benteng di bangun tidak hanya satu, namun terdiri dari beberapa lapis seperti di kota Hisn, Quhandiz, dan Qal’a.

Kemegahan benteng-benteng peninggalan peradaban Islam di abad pertengahan itu ada yang masih berdiri kokoh serta ada pula yang telah musnah. Ini adalah benteng peninggalan militer Muslim di zaman keemasan.

Satu, Benteng Salahudin. Di barat, benteng ini di kenal dengan nama The Citadel of Saladin. Ia dibangun oleh panglima perang Muslim terkemuka bernama Salahudin Al-Ayubi dari Dinasti Ayubiyah pada 1170 Masehi. Dibangun di atas bukit Muqatam yang terletak di antara kota Kairo dan Fuftat, Mesir.

Karena letaknya di atas bukit, setiap orang yang datang kesana bisa menikmati keindahan pemandangan seluruh penjuru Kota Kairo. Bahkan, Piramida dan Giza peninggalan raja-raja Mesir pun bisa terlihat dari Benteng Salahudin.

Salahudin membangun Citadel sebagai tempat latihan militer serta melindungi Mesir dari serangan Pasukan musuh yang berusaha menguasai kembali Yerusalem. Benteng ini sempat dilupakan dan tidak terurus hingga pada masa kekuasaan Dinasti Mamluk. Namun pada Abad ke-14, benteng ini mulai diperhatikan dan dirawat.

Bahkan Sultan El-Nasser Mohamed mulai membangun sejumlah bangunan-bangunan lain di sekitar benteng tersebut, seperti masjid. Saat ini, Citadel juga menjadi tempat latihan militer Mesir.

Kedua, Benteng Al-Ukhaider. Benteng ini terletak di padang pasir berjarah 48 kilometer dari Kota Karbala dan 150 kilometer di selatan Kota Baghdad, Irak. Benteng ini merupakan salah satu benteng yang paling indah dari jejak-jejak peninggalan kekuasaan Muslim. Tembok luarnya masih lengkap dan terawat dengan baik.

Benteng ini dibangun oleh salah seorang pemimpin dari Dinasti Abbasiyah yang pernah berkuasa di Irak yakni Isa bin Musa pada 774 hingga 775 Masehi. Didalamnya juga dibangun masjid dan tempat tinggal semacam apartemen. Arsitektur dari benteng tersebut sangat indah dan sangat menggambarkan arsitektur Islam.

Pada saat terjadinya Perang Teluk, yang terjadi antara Irak dan Kuwait pada Tahun 1991, benteng tersebut pernah di serang oleh dua pesawat terbang. Namun kondisinya tetap berdiri kokoh tanpa ada kerusakan yang cukup berarti. Hal ini meripakan bukti kemampuan teknik bangunan yang tinggi dari arsiteknya.

Pada zaman dulu, benteng ini juga menjadi tempat persinggahan para pedagang yang datang atau pergi ke Irak. Selain untuk singgah, benteng tersebut juga berfungsi melindungi wilayah-wilayah di sekitarnya dari serangan orang asing. Bersambung ... *[adm]
Referensi : Masa Keemasan Islam | Suara Hidayatullah

Selengkapnya → Benteng Peninggalan Kejayaan Islam (1)

Rabu, 22 Februari 2012

Sukses, Beriman Dan Berakhlak

[alhikmahtoyan.blogspot.com] - Semakin susahnya memperoleh pekerjaan sekarang ini, mengharuskan orang tua untuk membekali anak dengan berbagai macam ilmu. Berharap, si anak dapat sukses dikemudian hari.

Les Mata Pelajaran, Les Bahasa Asing mulai Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang pun dilakoni. Alih-alih menambah pengetahuan dan pelajaran yang dirasa kurang dibangku sekolah, pilihan untuk menambah pelajaran dengan les pun diambil. Dan, tentu itu mengharuskan orang tua merogoh kantong lebih dalam.

Tak salah memang, kalau kemudian langkah itu diambil. Yang tak kalah penting, dan mestinya ini menjadi menu wajib bagi setiap anak adalah mempersiapkan mental dan ruhani mereka. Sudahkah mereka mendapat sentuhan nilai keislaman yang memadai.

Disekolah formal dengan status negeri, porsi pelajaran agama tentu sangat sedikit. Ini berbeda dengan Pesantren, Sekolah Islam Terpadu, Sekolah Islam Integral, atau sekolah bertitel agama lainnya, yang kurikulum pelajaran agamanya lebih baik.

Bagi anak-anak yang bersekolah dengan porsi pendidikan agama sedikit, hal ini mestinya harus disikapi oleh orang tua dengan memberikan tambahan pendidikan agama dan pendampingan di rumah, sejak dini memasukkan anak ke Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA), ataupun mengarahkan anak untuk aktif di organisasi masjid.

Tak cukup menjadi seorang yang pandai dan sukses dalam hal pekerjaan, tanpa diimbangi dengan pemahaman keislaman yang baik. Mulailah dengan niat baik, tancapkan cita-cita, berjuanglah menjadi seperti apa yang telah kau cita-citakan itu. Hal itu yang sering disampaikan penulis kepada Remaja Islam Masjid Al dan Santri Taman Pendidikan Al Qur’an Al Hikmah Toyan. ”Kalau sudah seperti itu, seadainya kelak kamu menjadi orang yang sukses, jadilah orang sukses yang tetap beriman dan berakhlak”. Semoga. Allohu A’lam. *[adm]
Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]
Referensi : Personal Excellent | Hilang Kepribadian | Mahalkah Kejujuran | Generasi Tangguh

Selengkapnya → Sukses, Beriman Dan Berakhlak

Senin, 13 Februari 2012

Membangun Visi Masa Depan Dari Rumah

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Rumah adalah lingkungan pertama tempat tumbuh kembangnya anak. Di rumah itu mereka tidak sekedar makan dan minum , tapi mereka juga mendapatkan pengalaman hidup. Anak-anak tidak saja mendapatkan suasana fisik, tapi juga suasana diniyah.

Di rumah, orang tua memiliki peran sentral. Begitu besar pengaruhnya lingkungan keluarga, sampai-sampai Rasulullah SAW, menyebutnya sebagai faktor penentu agama. “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi” (Riwayat Bukhari).

Jika keyakinan hidup bisa dibentuk dalam rumah, maka kepemimpinan semestinya juga bisa dilahirkan di setiap rumah Muslim. Setiap ayah atau ibu adalah pemimpin yang seharusnya melahirkan pemimpin-pemimpin yang lebih andal.

Banyak orang tua yang lupa menjadikan rumah sebagai ruang praktek kaderisasi. Tidak mudah, memang. Tapi inilah pekerjaan mulia yang digeluti para nabi dan para peemimpin masa lalu. Setiap orang tua memiliki kesempatan yang sama untuk melahirkan pemimpin masa depan. Bagaimana Caranya?

Pertama, Bangun pribadi yang kuat. Tanamkan kepada anak aqidah dan keyakinan yang kuat. Ajari mereka menjadi orang yang berani, dengan menepis rasa malu dan malas. Bangkitkan jiwa yang lemah menjadi jiwa yang tangguh.

Kedua, Ciptakan suasana yang penuh kasih sayang. Anak-anak yang berada di lingkungan kasih sayang orangtuanya sejak kecil akan merasa diterima oleh orangtuanya. Rasa diterima itu merupakan bekal utamanya untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

Ketiga, Jadikan rumah sebagai majelis pembelajaran. Luangkan waktu secara khusus untuk mengajar anak-anak terlibat dalam diskusi kecil, agar mereka dapat belajar mendengar dan menhajukan pendapat. Ajari mereka adab sopan santun, cara mendengar yang baik, dan menghormati orang lain.

Keempat, Bikin sesering mungkin pertemuan keluarga. Meja makan adalah tempat pertemuan keluarga yang paling sempurna. Suasana yang rileks menjadi momen yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan.

Kelima, Kenalkan visi membangun masa depan. Seseorang disebut pemimpin karena mereka senantiasa berada di depan. Setiap ayah atau ibu harus mengajarkan kepada anak-anaknya tentang visi kehidupan, baik yang jangka panjang, menengah atau panjang. Jangan pernah mematahkan mimpi-mimpi mereka, sebab dari sanalah mereka merajut masa depan. *[adm]
Referensi : Pembentukan Watak dan Karakter | Generasi Muda Asset dan Kader

Selengkapnya → Membangun Visi Masa Depan Dari Rumah

Senin, 06 Februari 2012

Jangan Takut Kaya, Jangan Pula Takut Miskin

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Bagi orang yang beriman, kemiskinan itu bukan aib, bukan cacat, bukan pula kehinaan. Karena kemiskinan bukan penghalang bagi Muslim untk berbuat kebaikan.

Dalam keadaan miskin, kita masih bisa berbuat baik, beramal saleh, bahkan masih bisa membantu orang lain. Meskipun demikian, tetap disadari bahwa banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang yang miskin. Menjalankan ibadah haji, misalnya, hanya diperintahkan bagi orang yang berkesanggupan. Berinfak dan berzakat juga demikian.

Karunia Allah SWT itu ada dimana-mana, bisa didapatkan dengan berbagai cara. Semua telah dibuat mudah bagi aorang yang mau bekerja dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya.

Jangan takut kaya, sebab kekayaan juga dapat membantu kita. Dengan kekayaan kita bisa menjalankan berbagai amal kebaikan. Dengan kekayaan kita bisa membantu orang lain yang membantu kesulitan. Dengan kekayaan bahkan kita bisa menjayakan agama Allah SWT.

Lebih jauh lagi Rasulullah SAW, menegaskan tentang pentingnya harta. Beliau bersabda, ”Pada akhir zaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan urusan dunianya”. (Riwayat Ath Thabrani).

Jangan takut kaya sebagaimana kita juga kita tak boleh takut miskin. Semakin kaya, semakin banyak ladang amal kita, semakin banyak orang yang kita bantu, semakin banyak orang yang bisa kita bangun, semakin banyak infak yang kita keluarkan karenanya. Allohu A’lam. *[adm]
Referensi : Harta dan Tanggung Jawab | Jadilah Pewaris Kebaikan

Selengkapnya → Jangan Takut Kaya, Jangan Pula Takut Miskin

Jumat, 03 Februari 2012

Perda Miras, Dicabut?

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Awal tahun ini masyarakat dikejutkan oleh keinginan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mencabut Peraturan Daerah (Perda) tentang pelarangan minuman keras yang diterbitkan oleh sembilan pemerintah daerah.

Alasan Pak Menteri sederhana saja. Ia menganggap sembilan perda tersebut bertentangan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 1997 tantang Pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol yang levelnya berada di atas perda-perda tersebut.

Dalam Keppres tersebut dijelaskan bahwa minuman beralkohol golongan A (dengan kadar etanol 0-5 persen) diperbolehkan untuk diproduksi, diedarkan dan dijualbelikan. Jadi, Menurut Pak Menteri jika ada perda yang melarang pengedaran minuman beralkohol dengan kadar berapa pun, itu bertentangan dengan Keppres yang justru membolehkan minuman beralkohol golongan A.

Pak Menteri rupanya memilih untuk mengambil keputusan yang amat berani. Keputusan itu kelak akan ia pertanggungjawabkan ke hadapan Sang Khaliq di pengadilan Akhirat. Senyatanya, sungguh naif jika jabatan tersebut justru akan mengantarkan kita kepada murka Allah SWT.

Ada baiknya kita luruskan niat terlebih dahulu sebelum kita memutuskan untuk menjadi pejabat publik. Tanyakan kepada hati kecil apa yang ingin kita cari dengan jabatan tersebut? Apakah ridha Sang Maha, atau sekedar memuaskan nafsu semata. Semoga Pak Menteri mau memikirkan kembali rencana pencabutan perda miras itu. Allohu A’lam. *[adm]
Referensi : Suara Hidayatullah | Pembentukan Karakter Sejak Dini | Krisis Moral

Selengkapnya → Perda Miras, Dicabut?